Selain itu perubahan juga bersifat progresif, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Contoh, perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana berkembang ke arah yang lebih kompleks. Contoh, agar anak mampu berlari maka sebelumnya anak harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu.
Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku baru.
Dari uraian pengertian perkembangan di atas perlu disadari bahwa pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan psikis individu, karena pada suatu saat tertentu kedua istilah ini dapat digunakan secara bersamaan. Dengan kata lain, perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan, pematangan fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar. Psikologi perkembangan anak early childhood development , hanya mempelajari perkembangan manusia sejak lahir hingga usia enam atau delapan tahun.
Psikologi Perkembangan Anak. Exploring Child Behavior. New York: Holt Rinehartand Winston. Pada saat anak dilahirkan ia sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap, namun baru mencapai kematangannya saat setelah diluar kandungan. Bayi yang baru dilahirkan memiliki miliar neutron dan bertriliun-triliun sambungan antarneutron. Melalui persaingan alami akhirnya sambungan-sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami atrofi.
Pemantapan sambungan terjadi apabila neuron mendapatkan informasi yang mampu menghasilkan letupan-letupan listrik. Letupan ini merangsang bertambahnya produksi myelin yang dihasilkan oleh zat perekat glial. Semakin banyak zat myelin yang diproduksi maka semakin banyak dendrite yang tumbuh, sehingga akan semakin banyak synapse yang berarti lebih banyak neuron-neuron yang menyatu membentuk unit-unit.
Memasuki Dunia Anak-Anak a. Pemahaman Dunia Kanak-Kanak Apabila hendak memahami kehidupan anak bayi dan anak-anak maka kita harus mengobservasi terhadap tingkah laku anak-anak tersebut. Sebab anak masih belum mampu bercerita tentang keadaannya sendiri dan belum mampu mengungkapkan kehidupan psikisnya. Ketika anak-anak menjadi lebih dewasa, kita dapat melakukan observasi terhadap tingkah lakunya, dan bisa mendengarkan ceritanya tentang keadaan dirinya.
Namun kita harus menyadari bahwa hampir tidak ada seseorang anak yang bersedia membukakan segenap perasaan dan isi hatinya kepada orang lain. Pengaruh kehidupan masa kanak-kanak sangat penting untuk membentuk pandangan hidup kita selanjutnya. Banyak masalah yang timbul dalam kenangan, misalnya hari pertama masuk sekolah, hari ulang tahun, kematiaan orang terdekat, atau satu perkelahian dengan seorang kawan. Sebab semua kenangan pengalaman pribadi akan memberikan nuansa warna bagi setiap peristiwa yang dialami.
Ada tiga pokok yang terdapat pada kehidupan anak manusia menuju kedewasaan. Pertama konsepsi atau conceptie dirinya, ada dalam kandungan ibunya, sebagai wujud atau sebagai organisme yang tumbuh.
Kedua kelahirannya di dunia, yang memberikan kejutan-ketakutan-kesakitan, sehingga ia mengeluarkan jerit tangis melengking ketika harus meninggalkan rahim ibunya. Ketiga kemampuan realisasi diri menjadi pribadi atau person. Pada fase ketiga ini setiap individu menghayati eksistensinya sebagai pribadi yang berbeda dengan orang lain. Tanda-tanda kesadaran-diri itu menjadi semakin jelas dan makin kuat pada tiga tahun pertama, dan menjadi semakin kuat dengan bertambahnya umur sang anak.
Fase Pasif dan Fase Aktif Pribadi anak yang pada suatu saat berusaha secara aktif untuk memberikan bentuk dan isi pada kehidupan sendiri itu pada mulanya ada dalam keadaan pasif atau bersifat pasif. Namun sampai batas-batas tertentu anak dengan bebas masih bisa menggunakan segala perlengkapan jasmaniahnya. Hal ini sangat bergantung pada fasilitas-fasilitas yang diberikan lingkungan dan orang tua yang mengasuh dirinya. Yaitu apakah lingkungan bisa menstimulir atau justru mengahambat pertumbuhan dan perkembangan segenap potensinya.
Fase kemudian pada saat anak bisa menghayati diri sendiri sebagai AKU atau person, dapat disebut sebagai fase aktif. Pada saat itu, anak mulai menyadari bahwa ia mempunyai kemauan. Pembagian Fase-Fase Perkembangan Adapun perkembangan jasmani dianggapnya penting ialah pertukaran gigi pada umur tujuh tahun, dan tumbuhnya tanda-tanda pubertas seperti perubahan suara, kumis, tanda- tanda kelamin sekunder lainnya yang timbul pada umur 14 tahun.
Atas dasar itu pembagian dilakukan sebagai berikut: 1 Periode I: dari 0,,0 tahun periode anak kecil 2 Periode II: dari 7,,0 tahun periode sekolah 3 Periode III: dari 14,,0 tahun periode pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi dewasa a. Perkembangan Menurut Aristoteles Aristoteles S. Hal ini didasarkan para paralelitas perkembangan jasmaniah dengan perkembangan jiwani anak. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut: tahun disebut sebagai masa anak kecil, masa bermain tahun masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah tahun masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa b.
Perkembangan Menurut Charlotte Buhler Charlotte Buhler membagi masa perkembangan sebagai berikut: Fase pertama, tahun: masa menghayati obyek-obyek diluar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi. Terutama melatih fungsi motorik; yaitu fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan.
Fase kedua, tahun: masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri, disertai penghayatan subyektif. Mulai ada pengenalan pada AKU sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan tumbuh kembang.
Karena itu ia bercakap-cakap dengan bonekanya, bergurau dan berbincang-bincang dengan kelincinya; seperti kedua binatanag dan benda permainan itu betul-betul memiliki sifat-sifat yang dimilikinya sendiri. Fase ini disebut sebagai fase bermain dengan subyektivitas yang sangat menonjol Fase ketiga, tahun: masa sosialisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki masyarakat luas misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan teman sepermainan dan sekolah rendah.
Anak mulai belajar mengenal dunia belajar secara obyektif. Dan ia mulai belajar mengenal arti prestasi dan tugas-tugas kewajiban. Fase keempat, tahun: masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai obyektivitas tertinggi.
Kegiatan mencoba dan bereksperimen yang didorong dengan rasa ingin tahu yang besar. Pada waktu itu anak sering kali mengasingkan diri Fase kelima, tahun: masa tercapainya sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap keluar kepada dunia obyektif. Untuk kedua kali dalam kehidupannya anak bersikap subyektif subyektivitas pertama terdapat pada fase kedua, yaitu usia 3 tahun akan tetapi subyektivitas kedua kali dilakukan secara tidak sadar.
Setelah berumur 16 tahun, pemuda dan pemudi mulai belajar melepaskan diri dari persoalan tentang diri sendiri. Ia lebih mengarahkan kedalam kehidupan yang lebih konkrit.
Lambat laun akan terbentuk penyesuaian. Diantara subyek dan obyek mulai terbentuk menjadi satu. Maka berakhir masa perkembangan anak dan perkembangan dewasa lalu memasuki masa kedewasaan. Pengertian pribadi menurut Kohnstamm mengandung sifat-sifat normatif artinya mengandung persyaratan dan cita-cita atau harapan tertentu. Yaitu: 1 Dari lahir sampai masa menentang pertama, tahun. Disebut pula sebagai masa kanak-kanak pertama.
Disebut pula sebagai masa keserasian atau masa bersekolah. Disebut pula sebagai masa kematangan, tahun. Batas fase ketiga ini adalah akhir masa remaja. Pada masa Trotzalter timbul antara lain sikap-sikap melawan, memberontak, agresif, keras kepala, dorongan kuat untuk menuntut pengauan Aku-nya, emosi-emosi yang meledak-ledak, yang diselingi duka hati, rasa sunyi, kebingungan, dan gejala-gejala emosional yang kuat lainnya.
Trotzalter menjumpai pertama kali pada tahun ke-3 sampai permulaan ke-4 dan kedua kalinya pada masa pubertas. Bagi anak perempuan terjadi umur 12 tahun dan pada anak laki-laki 14 tahun.
Pada masa ini anak-anak memperlihatkan kesukaan menangkap macam- macam binatang dan serangga, main panah-panahan dan ketapel-pelanting, membangun teratak; main selinap, mengendap-endap dan memburu kawan- kawannya. Pada usia ini anak suka sekali memelihara ternak dan binatang jinak. Misalnya memelihara kelinci, merpati, bajing, kucing, anjing, kambing, domba, ayam, dan lain-lain. Dengan penuh kasih sayang anak- anak menimang-nimang dan membelai binatang pelihraannya. Pada usia ini anak meperlihatkan kesukaan menanam macam-macam tetumbuhan dan kegiatan berkebun.
Anak gemar sekali mengumpulkan macam- macam benda, serta bertukar atau jual beli perangko, uang receh, kartupos bergambar, manik-manik, batu-batuan, dan lain-lain. Perkembangan Menurut William Stern Pada lazimnya seorang anak muda disebut sebagai dewasa apabila ia telah mencapai umur 21 tahun.
Karena pada usia ini ia dianggap sanggup berdiri sendiri, dan bisa bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. Dia dianggap bisa mandiri, dan menjadi manusia tumbuh kembang. Pada saat inilah benar-benar dimulai proses pendidikan diri sendiri. Apakah dia menjadi bertambah sempurna dan semakin kaya hidup kejiwaannya, ataukah menjadi lebih buruk dan jahat, semuanya dipengaruhi oleh pilihannya sendiri dan pengalaman hidupnya. Untuk itu diperlukan pengembangan kemampuan: 1 Mengontrol diri sendiri 2 Kepatuhan pada disiplin 3 Kejujuran dan keberanian untuk melakukan instropeksi atau mawas diri Dengan kemampuan tersebut akan timbul kesadaran anak untuk tanggung jawab dan pementukan diri sendiri menjadi pribadi yang berwatak.
Tahun pertama tahun disebut sebagai periode sekolah- ibu, karena hampir semua usaha bimbingan-pendidikan perawatan dan pemeliharaan berlangsung ditengah keluarga. Terutama pada aktivitas ibu sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Usia tahun disebut periode sekolah-bahasa-ibu, karena pada periode ini anak baru mampu mengahayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri bahasa ibu. Bahasa ibu dipakai sarana komunikasi dengan orang lain.
Periode sekolah-latin ini kemudian ditunjukkan dengan periode Universitas, dimana anak mengalami proses budaya dengan menghayati nilai-nilai ilmiah, disamping mempelajari macam-macam ilmu pengetahuan. Tahap I: dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun disebut dengan fullungs pengisian periode-1, dimana pada periode ini anak kelihatan pendek gemuk.
Tahap II: dari kira-kira 3,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun; yang disebut dengan streckungs rentangan periode-I, dimana pada periode ini anak kelihatan langsing, memanjang, dan meninggi.
Tahap III: dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; yang disebut dengan fullungs periode-2, pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali. Tahap IV: dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; yang disebut dengan masa streckungs periode-2, dimana pada masa ini anak kelihatan langsing kembali. Perkembangan Menurut Hurlock a. Tahap I: fase prenatal sebelum lahir , terhitung mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sampai sekitar sembilan bulan hari.
Tahap II: infancy bayi baru lahir, orok , terhitung sejak lahir sampai usia 10 atau 14 hari. Tahap III: babyhood bayi , mulai dari 14 hari sampai 2 tahun. Tahap IV: childhood kanak-kanak , mulai dari 2 tahun sampai masa remaja puber e. Pada tahap adolesence ini terbagi tiga golongan yaitu: a pre-adolescence, pada umumnya wanita usia tahun, sedangakan pria lebih lambat dari itu; b early adolescence, pada usia tahun; dan c late adolescence, masa perkembangan yang terakhir hingga masa usia kuliah.
Perkembangan Menurut Sumiati Ahmad Mohammad a. Tahap I: mulai dari tahun, disebut masa bayi b. Tahap II: mulai dari tahun, disebut masa prasekolah c. Tahap III: mulai dari tahun, disebut masa sekolah d.
Tahap IV: mulai dari tahun, disebut masa pubertas e. Tahap V: mulai dari tahun, disebut masa dewasa f. Tahap VI: mulai dari tahun, disebut masa setengah umur prasenium g. Tahap VII: mulai 60 tahun ke atas, disebut masa lanjut usia senium. Prinsip-Prinsip Perkembangan Prinsip perkembangan yang aktif terletak didalam diri anak sendiri. Gejala perkembangan dikendalikan oleh pembawaan, bakat dan kemauan anak. Jiwa anak yang dinamis memberikan kekuatan atau daya pada tingkah lakunya, dan mendorong fase-fase perkembangan secara berturut-turut.
Watak dan pribadi seorang dewasa tidak selalu dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, khususnya pengalaman pada masa kanak-kanak. Beberapa prinsip perkembangan dicantumkan sebagai berikut: a. Perkembangan yang dinamis didasari oleh: tumbuh kembang. Dan dikemudian hari anak akan berusaha menjadi pribadi menurut konsep, cita-cita dan keinginan sendiri. Sehubungan dengan kebebasan anak yang leluasa memilih satu pola hidup tertentu, mengarah pada satu tujuan hidup tertentu. Namun anak selanjutnya akan memahami, bahwa kebebasannya dibatasi oleh faktor-faktor hereditas atau pembawaan kodrati, dan dibatasi dengan kondisi lingkungannya.
Paduan Antara Dorongan-Dorongan Mempertahankan Diri Dan Pengembangan Diri Pada setiap orang terdapat dorongan fisik dan psikis untuk mempertahankan diri dan mempertahankan hidupnya. Dorongan mempertahankan diri berpadu dengan dorongan mengembangkan diri itu artinya: apa yang sudah dicapai oleh seseorang berkat perkembangan dirinya, akan dipertahankan tidak dilepaskan , dan dijadikan miliknya.
Berkat dorongan mempertahankan diri tersebut seseorang akan menyimpan segala pengalaman yang berguna. Paduan antara dorongan mempertahankan diri dan pengembangan diri ini merupakan proses sintense-integrasi baru. Individualitas Anak Dan Perbedaan Individual Ciri-ciri karakteristik yang tampak sejak lahir itu cenderung kuat dan tetap bertahan sampai usia dewasa sekalipun terdapat perbedaan sedikit-sedikit.
Misalnya saja seorang bayi yang menjerit dengan suara melengking untuk disusui, akan bertingkah laku dalam menuntut perhatian orang tuanya pada usia anak-anak.
Kemudian dilanjutkan dengan menggetarkannya suara bentakan dan teriakannya ketika anak tersebut mulai pandai berbicara. Individualitas anak memiliki ciri-ciri karakteristik dan punya sistem nilai sendiri, yang patut dihargai dan diperhitungkan dalam usaha merawat, mengasuh, dan mendidik anak. Dan perbedaan fisik serta psikis anak yang didukung pula oleh perbedaan sistem nilai anak mengakibatkan perbedaan respons atau reaksi masing-masing anak terhadap pengaruh lingkungan, usaha bimbingan, dan upaya pendidikan.
Anak Sebagai Makhluk Sosial Anak merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, ingin diakui dan dihargai. Hanya dalam komunikasi dan relasi dengan orang lain dengan guru, pendidik, pengasuh, orang tua, anggota keluarga, kawan sebaya, kelompoknya dan lain-lain dia bisa berkembang tumbuh kembang. Hubungan anak dengan orang dewasa juga dengan orang tua adalah relasi yang timbal balik dan saling pengaruh mempengaruhi.
Jadi setiap tingkah laku anak dikaitkan dengan satu kader-refrensi manusiawi. Individu sosial dengan tingkah laku sosial selalu dikomunikasikan dengan manusia lain.
Baik individualitas anak maupun ciri sosialnya atau sosialitas anak itu sama pentingnya. Hukum Konvergensi Dari William Stern Dalam setiap perkembangan anak, faktor hereditas atau endogin dan faktor lingkungan atau milieu faktor eksogin atau faktor sosial itu bekerjasama.
Kedua-duanya saling terlibat dan berpengaruh satu sama lain, kedua faktor tersebut memberikan proses perkembangan anak. Pengaruh paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama ialah pengaruh orang tuanya. Pribadi orang tua merupakan faktor yang besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak. Pemenuhan Kebutuhan Sebagai Sumber Dinamika Aktivitas Anak Menurut teori equilibrium, setiap individu selalu berusaha mencari kondisi keseimbangan dengan jalan mengatasi kesulitannya berupa iritasi, frustasi, dan barikade-barikade dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Penggunaan Fungsi-Fungsi Secara Spontan Sebagai Kemampuan Tumbuh Sejak masa bayi, anak senantiasa menunjukkan usaha untuk maju dengan bantuan segenap peralatan fisik dan psikisnya, untuk mencapaik kemungkinan baru yang terletak didepannya. Anak tersebut benar-benar adalah seorang yang giat dalam memajukan perkembangan pribadinya. Maka ciri khas dari perkembangan kemampuan atau kapasitas anak ialah: 1 Kecenderungan untuk menggunakan semua kapasitas, kemungkinan, kekuatan, dan kemampuannya secara spontan dan aktif 2 Mekanisme perkembangan anak sudah sejak semula dilengkapi dengan self-starter yang dinamis.
Tempo dan Ritme Perkembangan yang Khas Tempo perkembangan dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor kesempatan dari luar. Faktor luar atau ekstern antara lain berupa pemeliharaan jasmaniah dan rohaniah yang cukup sehat dan memadai. Kematangan dan Masa Peka Hampir semua fungsi jiwani memerlukan periode berlatih atau periode belajar. Kadang kala periode tersebut berlangsung pendek namun berlaku agak lama.
Misalnya pada proses bercakap-cakap. Yang menarik perhatian kita pada umumnya adalah: 1 Dalam melatih fungsinya anak memerlukan stimulus dari luar tumbuh kembang. Karena anak dilatih secara spontan dan dengan usaha kemampuan sendiri. Proses kematangan maturation ditandai dengan kematangan potensi-potensi dari organisme, baik yang fisik maupun yang psikis, untuk menuju perkembangan yang maksimal.
Sehubungan dengan kematangan dan kepekaan anak mengusahakan agar pada saat kematangan tidak terjadi rintangan yang mengahambat perkembangan fungsi- fungsi tersebut. Perkembangan Sebagai Proses Diferensiasi Maksud dari proses diferensiasi adalah ada prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Sejak bayi dilahirkan telah mempunyai gambaran total atau gambaran lengkap hanya saja gambaran tersebut masih kabur dan samar-samar. Dari perkembangan sepanjang pertumbuhan anak berangsur-angsur bagiannya bertambah nyata, jelas, dan kompleks. Ciri yang sangat menonjol pada periode trotzalter ialah usia keras kepala dan suka menentang.
Hal ini disebabkan karena anak sedang dalam fase menemukan diri sendiri AKU-nya, dan tengah menghayati kemampuan diri serta harga-diri. Berkat penemuan tersebut anak ini ingin mencoba segala potensi dan kemampuannya yang ditunjukkan pada dunia luar. Anak menjadi tidak puas dengan otoritas orang tua atau pengasuhnya yang dianggap selalu mengatur pribadinya, sehingga anak mencoba menerapkan sikap baru yang biasanya disertai dengan luapan-luapan emosi yang kuat antara lain: rasa marah agresi , kecenderungan memberontal, menentang, keras kepala, tegar, rasa kebingungan, kecaman-kecaman pedas terhadap orang tua, keengganan, sikap mogok, bimbang hati, berduka hati.
Dan sesekali anak ingin memberontak, membantah, dan menentang segala sesuatu yang dirasakan sebagai kurang memuaskan akan tetapi pemberontak anak didorong oleh: 1 Keinginan menuntut hak-haknya, serta 2 Menuntut pengakuan atas status dan martabat dirinya.
Sikap memberontak dan menentang merupakan gejala perkembangan yang wajar setiap perkembangan individu anak. Masa menentang dianggap sebagai saat pancaroba, penuh tumbuh kembang.
Trotzalter disebut sebagai masa peralihan masa transisi dalam proses perkembangan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak pindah ke masa pubertas remaja.
Akan tetapi kadang-kadang ia menjadi marah oleh perbuatan dan larangan orang tua. Pada umumnya anak-anak merasa senang ditengah kawan sebayanya. Namun ada kalanya konflik dan berkelahi dengan kawan sepermainan. Pada stadium ini seringkali dia bertingkah berlebihan.
Begitu besarnya minat anak oleh suatu kegiatan misalnya belajar, menulis, berjalan, bermain-main, dan lain-lain , sehingga kejadian-kejadian lain diabaikan sama sekali.
Sepanjang menuju ke arah kematangannya, anak pasti pernah menderita, berduka hati, terjatuh atau terluka-luka ada kalanya ia mengalami trauma psikis atau luka jiwa. Ciri hidup yang sehat dicirikan oleh kemampuan manusia-anak dan orang dewasa-untuk mengulangi atau mengatasi kepedihan ketegangan, kemalangan, dan duka derita dengan rasa tawakal, keberanian, ketabahan, dan kemauan besar untuk mengatasi segala ujian hidup.
Dengan begitu dia akan mampu mengambil sari manfaat semua pengalaman menuju pada proses kedewasaan, pematangan diri, realisasi-diri, transendensi-diri, dan penyempurnaan dari pada tingkat insani. Pemulihan Diri dan Revisi Kebiasaan Kemampuan lain yang ikut membantu proses perkembangan anak ialah: kemampuan anak untuk memikul kemalangan dan derita, dan kemampuannya untuk memulihkan diri atau menyembuhkn diri sendiri dari kemalangan dan duka lara.
Dalam perkembangan anak terdapat apa yang disebut sebagai saat-saat kritis, dimana bisa berlangsung titik patah atau breaking point. Pada peristiwa sedemikian pengalaman-pengalaman tertentu akan meninggalkan akibat buruk berupa cedera rokhaniah yang parah pada anak, yang sukar dipulihkan.
Contohnya: seorang anak yang lambat sekali dalam kemampuan membaca, setiap kali mendapatkan ejekan, olokan, cemoohan dan tekanan tertentu dari orang tua atau sodaranya kira-kira pada usia tahun. Pada saat kematangan fungsi-fungsi tertentu dimana anak secara otomatis melatih fungsi tersebut, anak tidak hanya mampu berprestasi dalam usahanya akan tetapi dia juga sanggup meningkatkan dan memperbaiki aktivitasnya.
Bahkan juga mengubah sama sekali beberapa kebiasaan tingkah laku. Contohnya: seorang bayi yang biasanya bangun pada jam 4 pagi, dan sering mengejutkan ibunya dengan tangis melengking, setelah mencapai usia 4 tahun akan sulit dibangunkan pada jam 8 pagi. Seorang anak laki-laki yang jorok pada usia tahun, tiba-tiba jadi seseorang yang rapi dan cermat pada usia 18 tahun.
Psikologi Perkembangan Hurlock. Click the start the download. Report this file. About Us We believe everything in the internet must be free. So this tool was designed for free download documents from the internet. Legal Notice We. Judul: Psikologi Perkembangan - Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Penulis: Elizabeth B. Jumlah halaman: halaman. Jenis File: PDF. Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-temannya atau orang dewasa.
Pada akhir masa sekolah dasar berkembang bahasa pengetahuan. Perkembangan ini sangat berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial.
Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir merupakan suatu proses melihat dan memahami hubungan antar hal. Bahasa juga merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial. Perkembangan bahasa yang berjalan pesat pada awal masa sekolah dasar mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja. Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Pada masa remaja tengah, rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan.
Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir yaitu pada usia tahun. Aspek moral dan keagamaan juga sudah berkembang sejak anak masih kecil. Peranan lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek ini. Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral atau keagamaan karena meniru, baru kemudian menjadi perbuatan atas prakarsa sendiri.
Perbuatan prakarsa sendiripun pada mulanya dilakukan karena adanya kontrol atau pengawasan dari luar, kemudian berkembang karena kontro dari dalam atau dari dirinya sendiri. Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu perbuatan bermoral karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan akan sesuatu imbalan atau pujian.
Secara potensial tingkatan moral ini dapat dicapai oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi faktor-faktor dalam diri dan lingkungan individu anak sangat berpengaruh terhadap pencapaiannya. Tugas-tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-kanak Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu.
Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan oleh individu, sebab tugas perkembangan ini akan sangat mempengaruhi pencapaian perkembangan pada masa perkembangan berikutnya. Jika seorang individu gagal menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan mengalami kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan masa masa berikutnya.
Akibatnya individu akan mengalami kesulitan dalam menghadapi kehidupan pada masa-masa selanjutnya. Pada setiap masa perkembangan individu, ada berbagai tugas perkembangan yang harus dikuasainya, namun dalam makalah ini hanya akan disampaikan tugas perkembangan untuk masa bayi dan masa kanak-kanak.
Mulut bukan hanya alat untuk makan dan minum, tetapi juga alat komunikasi dengan dunia luar. Bayi mendapatkan beberapa pengalaman dan rasa senang melalui sentuhan-sentuhan dengan mulutnya. Baru selanjutnya dengan mata, telinga dan tangan yang berperan sebagai alat penghubung dengan dunia luar.
Dengan berpusat pada mulut, dibantu dan dilengkapi dengan alat-alat indera dan anggota badan, bayi mengadakan hubungan dan belajar tentang dunia sekitar. Melalui interaksi dengan menggunakan alat tersebut dengan lingkungannya, bayi memperoleh kesan dan memahami lingkungannya. Pada tahun kedua, seorang bayi telah mulai belajar berdiri sendiri, di samping ketergantungannya yang masih sangat besar terhadap orang tuanya.
Bayi berusaha memecahkan beberapa permasalahan yang dihadapinya. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap berkembangan kepribadiannya. Pada tahun berikutnya anak mulai dapat mengontrol cara-cara buang air, dan ia juga mulai mengadakan eksplorasi terhadap lingkungannya. Pada tahun keempat dan kelima, anak sudah mencapai kesempurnaan dalam melakukan gerakan seperti berjalan, berlari, meloncat dan sebagainya.
Gerakan- gerakan ini sangat berperan sekali dalam perkembangan selanjutnya. Pada akhir masa kanak-kanak, anak bukan sja mencapai kesempurnaan dalam gerakan-gerak fisik, tetapi juga telah menguasai sejumlah kemampuan intelektual, sosial bahkan moral.
Beberapa tugas perkembangan yang muncul dan harus dikuasai oleh anak pada masa ini adalah : 1. Belajar berjalan. Pada usia sekitar satu tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan.
Berjalan merupakan puncak dari perkembangan gerak pada masa bayi. Belajar mengambil makanan. Makanan merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia. Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.
Belajar berbicara. Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang emngandung arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-orang di sekitarnya. Melalui penguasaan akan tugas ini anak akan berkembang pula kecakapan sosial dan intelektualnya.
Belajar mengontrol cara-cara buang air. Pengontrolan cara buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indikator utama kemampuan berdiri sendiri, pengendalian diri dan sopan santun.
Anak yang sudah menguasai cara-cara buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya, pada tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan bersopan santun. Belajar mengetahui jenis kelamin. Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin pria atau wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus mengenal jenis-jenis kelamin ini baik ciri-ciri biologisnya maupun sosial kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda dengan dirinya.
Menguasai stabilitas jasmaniah. Pada masa bayi, kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah dan kena pengaruh dari luar. Pada akhir masa kanak-kanak, ia harus memiliki jasmani yang stabil, kuat, sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan-tuntutan perkembangan selanjutnya. Memiliki konsep sosial dan fisik walaupun masih sederhana. Anak hidup dalam lingungan fisik dan sosial tertentu.
0コメント